“Pemuda yang berkarya adalah motto yang harus
diperjuangkan” pungkas Theo Cosner ketika kami sambangi di Dago Café. “Pemuda bukanlah tentang usia, pemuda adalah
tentang karya apa yang bisa kamu berikan kepada bangsa dan negara, khususnya
bagaimana kamu bisa berdampak bagi masyarakat di sekitar kamu.” Lanjut pemuda
kelahiran Medan, 10 November 1992 tersebut. Usianya memang masih muda dan
baginya usia muda adalah keuntungan bukan suatu kelemahan untuk bisa berpolitik
dan yang paling utama pemuda tidak boileh dijadikan hanya sebagai objek politik
saja. Tetapi pemuda haruslah menjadi pelaku politik.
Di tengah-tengah hingar-bingar birokrasi yang melanda
negeri terkhusus dalam ranah politik yang semakin hari semakin banyak diterpa
isu-isu buruk, Theo Corner Tambunan hadir sebagai salah satu pemuda yang ingin
menyuarakan perubahan mewakili kaula muda. Pemuda yang kerap disapa Abang ini
sebenarnya tidak suka dengan politik. Akan tetapi perasaan muak akan kondisi
perpolitikan Indonesia yang kurang baik karena maraknya kasus-kasus korupsi,
kolusi, dan nepotisme ytang dilakukan oleh para politisi-politisi tanah air
membuat ia membulatkan tekad untuk terjun secara langsung ke dalam dunia
politik.
Lulusan Sekolah Tinggi Hukum Bandung ini menilai bahwa
hanya dengan politik perubahan bisa terwujud. Bahkan ia memberikan gambaran
bagaimana sebenarnya politik adalah suatu alat yang bisa dipergunakan untuk
melayani masyarakat. Selain itu adanya seorang penyair berkebangsaan German
mengatakan ‘”buta politik adalah buta terparah” membuat ia semakin termotivasi
untuk terjun dalam dunia politik. Pemikirannya tentang tidak suka politik pun
akhirnya semakin tergerus dan ia sadar betapa politik sangat berperan besar
dalam menentukan arah kemajuan bangsa, tidak hanya itu dia juga sadar betul
bagaimana politik sangat berhubungan dengan segala aspek kehidupan masyarakat.
“Politik adalah etika melayani, politik adalah bentuk konkrit suatu alat yang
kita bisa pakai untuk melayani masyarakat, jadio jangan salah tafsir dengan
politik” imbuhnya.
Sadar akan betapa pentingnya politik dalam melayani
masyarakat maka ia pun mengukuhkan tekadnya untuk turut berpartisipasi dalam
kontestasi pemilu tahun 2019 mendatang. Dia berpendapat dengan mendapatkan
kekuasaan kamu bisa memberikan pengaruh yang lebih terhadap banyak orang dan di
sanalah peranan politik itu adalah untuk mendapatkan kekuasaan agar kamu bisa
memberi pengaruh. Selain itu politik adalah seni, dimana kamu harus memiliki
keahlian-keahlian tertentu dalam menciptakan sesuatu apapun. Jadi politik
adalah seni dimana kamu membutuhkan suatu keahlian untuk mempengaruhi orang,
keahlian untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan dalam melayani masyarakat.
Ketika lobi-lobi politik tidak bisa lagi mempengaruhi, maka ada banyak keahlian
yang lain yang dapat kita gunakan untuk mepengaruhi orang lain, misalnya
pendekatan budaya dan pendekatan langsung kepada masyarakat.
“Usia muda bagi saya bukanlah suatu kelemahan dalam
berpolitik dan bahkan ketika saya masih berusia muda saya sudah berani
mendaftarkan diri sebagai salah seorang caleg yang akan ikut pemilu tahun
mendatang. Bagi saya usia muda adalah suatu keuntungan, meski saya masih kurang
pengalaman jika dibandingkan dengan senior-senior saya dalam berpolitik saya
akan memiliki banyak kesempatan untuk tetap belajar dan menyauarakan perubahan.
Saya muda, saya tidak berasal dari politik masa lalu, tetapi saya belajar dari
politik di masa lalu dan itu adalah keuntungan
saya sebagai politikus muda. Saya adalah pemuda yang akan menyuarakan
perubahan, ingat pemudalah yang harus membuat perubahan. Bahkan sejarah negeri
ini telah mencatat bahwa peran pemuda sangatlah besar dalam menyuarakan
kemerdekaan dan perubahan. Untuk itu muda adalah keuntungan bukan kerugian
dalam berpolitik.” Ungkap politisi muda asal PDI Perjuangan tersebut.
Berbicara tentang yang muda adalah yang berpolitik
Theo Corner Tambunan juga memberikan tanggapan tentang bagaiman seharusnya
politik yang ideal yang harus pemuda perjuangkan saat ini. Pemantauannya tentang
fakta politik yang saat ini terjadi adalah maraknya politik identitas yang
hanya memperjuangkan kepentingan segelintir kalangan tertentu saja. Ia bahkan
menyoroti bagaimana fenomena hoax yang
saat ini marak dijadikan senjata politik, ini adalah suatu kondisi yang sangat
miris dan harus diberantas. Politik yang ideal adalah politik yang mengutamakan
kepentingan bersama, kepentingan masyarakat. Bukan mengutamakan kepentingan
golongan tertentu. Politik yang ideal juga harus ada transparansi dan
keterbukaan kepada masyarakat umum dan
politik seperti inilah yang harus pemuda perjuangkan. Pemuda yang hobby
menyanyi dan main footsal tersebut juga mengaku selalu menyuarakan bahwa
pentingnya menolak money politic dalam
menciptakan politik yang ideal. Sebab politik uang adalah salah satu jenis
politik yang kerap menghambat terjadinya politik yang sehat. Semestinya politik
itu haruslah mengedepankan kepentingan bersama tanpa ada niatan tertentu yang
hanya menguntungkan golongan tertentu dan merugikan masyarakat itulah politik
yang ideal dan tentunya politik yang ideal harus selalu dibarengi dengan rasa
nasionalisme yang tinggi.
Berbicara tentang politik pemuda yang mengidolakan Ir.
Soekarno tersebut selalu menekankan bahwa kekuatan politik itu juga ada
ditangan pemuda. Pemuda jangan takut untuk berpolitik. Pemuda jangan mau jadi
objek politik. Sering kali pemuda-pemudi Indonesia hanya dijadikan objek
politik. Dalam memenangkan kontestasi politik maka sasaran utama para politikus
adalah pemuda. Akan tetapi dalam menetapkan anggaran dan kebijakan pemuda
sering kali dilupakan dan pemuda tidak boleh campur tangan. Inilah yang harus
diakhiri, pemuda jangan takut berpolitik. Pemuda harus bisa memutuskan dan
menetapkan, untuk itu pemuda juga harus berpolitik. Karena dengan politik
perubahan itu akan mudah untuk digapai. Politik harus dikuasi, saatnya yang
muda harus turun. Perubahan itu ada di tangan para muda-mudi. Perubahan itu
adalah pemuda-pemudinya. Jadi kuasailah politik dan tingkatkan nasionalisme. Jadilah
politikus-politikus muda yang
menyuarakan perubahan. Yang muda berani berpolitik.
0 Comments