A. Sumber Sejarah
1.
Prasasti Sirah Keting (1104
M),
Prasasti ini ditulis dengan
huruf dan bahasa Jawa kuno dimana memuat tentang pemberian hadiah tanah kepada
rakyat desa oleh Jayawarsa.
2.Prasasti di
Tulungagung dan Kertosono
Kedua prasasti
tersebut berisi masalah keagamaan, dan diperkirakan berasal dari raja
Bameswara.
3.Prasasti
Ngantang (1135 M)
Prasasti ini ditulis dengan
huruf dan bahasa Jawa kuno dimana menyebutkan Raja Jayabaya yang memberikan
hadiah kepada rakyat desa Ngantang sebidang tanah yang bebas dari pajak.
4.
Prasasti Jaring (1181 M)
Prasasti ini sama dengan prasasti yang lain dan dibuat oleh Raja Gandra
yang memuat sejumlah nama hewan seperti Kebo Waruga dan Tikus Jinada. Dengan
demikian memunculkan birokrasi kerajaan.
5.
Prasasti Kamulan (1194 M)
Prasasti ini memuat peristiwa pada masa pemerintahan Kertajaya, dimana
Kediri berhasil mengalahkan musuh yang telah memusuhi istana di Katang-katang.
6.
Chu Fan Chi
Kitab Chu fan chi merupakan karya Chou Ju Kua (1220 M) yang berisi
kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat kerajaan Kediri.
7.
Kitab Ling wai tai ta
Kitab
ini disusun oleh Chou Ku Fei tahun 1178 M yang memuat gambaran tentang keadaan
pemerintahan dan masyarakat pada jaman kerajaan Kediri.
B.Letak Geografis Kerajaan Kediri
Wilayah
kerajaan Kediri (Panjalu) berada di tepi sungai Brantas, Jawa Timur. Daerahnya
subur dan aliran sungainya dipakai sebagai sarana transportasi. Wilayahnya
semakin luas setelah setelah Jenggala dapat dikuasai sehingga membuat Kediri
sebagai satu-satunya kerajaan di Jawa Timur.
C.Kehidupan Sosial Kerajaan Kediri
Kehidupan
sosial kemasyarakatan pada zaman Kerajaan Kediri dapat kita lihat dalam kitab
Ling-Wai-Tai-Ta yang disusun oleh Chou Ku-Fei pada tahun 1178 M.
Kitab tersebut menyatakan bahwa masyarakat
Kediri memakai kain sampai bawah lutut dan rambutnya diurai. Rumah-rumahnya
rata-rata sangat bersih dan rapi. Lantainya dibuat dari ubin yang berwarna
kuning dan hijau.
Pemerintahannya
sangat memerhatikan keadaan rakyatnya sehingga pertanian, peternakan, dan
perdagangan mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Golongan-golongan
dalam masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga berdasarkan kedudukan dalam
pemerintahan kerajaan.
1)
Golongan masyarakat pusat (kerajaan), yaitu masyarakat yang terdapat dalam
lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayannya.
2) Golongan masyarakat thani (daerah), yaitu
golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di
wilayah thani (daerah).
3) Golongan masyarakat nonpemerintah, yaitu
golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan
pemerintah secara resmi atau masyarakat wiraswasta.
Kediri
memiliki 300 lebih pejabat yang bertugas mengurus dan mencatat semua
penghasilan kerajaan. Di samping itu, ada 1.000 pegawai rendahan yang bertugas
mengurusi benteng dan parit kota, perbendaharaan kerajaan, dan gedung
persediaan makanan.
D.Kehidupan Budaya Kerajaan
Kediri
1. Sastra Tulis
a. Kitab Carita Parahyangan
b. Sawakanda atau Serat Kanda
c. Sanghyang Siksakandang Karesian
2.Sastra Lisan
Berupa cerita pantun seperti Catra, Haturwangi,
Langgalarang Banyak dan Siliwangi.
Keterangan :
.Kerajaan Pajajaran tidak memiliki peninggalan berupa
bangunan seperti candi karena kehidupan masyarakat Pajajaran itu hidup
berpindah-pindah sehingga tidak membuat bangunan permanenbidang
arsitektur/bangunan tidak nampak tetapi dibidang sastra maju
pesat seperti : Krisnayana, Bharatayudha oleh
Empu Sedah dan Empu Panulu, Hariwangsa dan Gatotkacasraya oleh Empu
Panulu, Samaradhahana oleh Empu Dharmaja,
Writtasancaya dan lubdaka oleh
empu Tanakung, Sumanasantaka
oleh Empu Monaguna.
E.Kehidupan politik kerajaan
kediri
Berturut-turut raja-raja Kediri sejak Jayabaya sebagai
berikut :
a. Raja Jayabaya (1135 M – 1159 M)
Raja
Jayabaya menggunakan lencana kerajaan berupa lencana Narasingha. Kemenangannya
atas peperangan melawan Jenggala diperingatinya dengan memerintahkan Mpu Sedah
menggubah kakawin Bharatayudha. Karena Mpu Sedah tidak sanggup menyelesaikan
kakawin tersebut, Mpu Panuluh melanjutkan dan menyelesaikannya pada tahun 1157
M. Pada masa pemerintahannya ini, Kediri mencapai puncak kejayaan.
b. Raja Sarweswara (1159 – 1169 M)
Pengganti
Jayabaya adalah Raja Sarweswara. Tidak banyak yang diketahui mengenai raja ini
sebab terbatasnya peninggalan yang ditemukan. Ia memakai lencana kerajaan
berupa Ganesha.
c.
Raja Kameswara (1182 – 1185 M)
Selama
beberapa waktu, tidak ada berita yang jelas mengenai raja Kediri hingga
munculnya Kameswara. Pada masa pemerintahannya ini ditulis kitab Kakawin
Smaradahana oleh Mpu Darmaja yang berisi pemujaan terhadap raja, serta kitab
Lubdaka dan Wretasancaya yang ditulis oleh Mpu Tan Alung. Kitab Lubdaka
bercerita tentang seorang pemburu yang akhirnya masuk surga dan Wretasancaya
berisi petunjuk mempelajari tembang Jawa Kuno.
d. Raja Kertajaya (1185 – 1222 M)
Pada masa
pemerintahan Kertajaya, terjadi pertentangan antara para brahmana dan Raja
Kertajaya. Hal ini terjadi karena para brahmana menolak menyembah raja yang
menganggap dirinya sebagai dewa. Para brahmana lalu meminta perlindungan pada
Ken Arok. Kesempatan ini digunakan Ken Arok untuk memberontak terhadap
Kertajaya. Pada tahun 1222 M terjadi pertempuran hebat di Ganter dan Ken Arok
berhasil mengalahkan Kertajaya.
Pada waktu terjadi pembagian kerajaan Airlangga, Samarawijaya sebagai raja Panjalu dan Panji Garasakan sebagai raja Jenggala. Terjadi perang saudara di antara keduanya. Raja Kediri yang pertama Bamecwara yang memerintah dari tahun 1117 – 1130 kemudian diganti oleh Jayabaya 1135 – 1157. Raja yang terkenal dengan ramalannya – Jangka Jayabaya. Kediri mencapai puncak kejayaan pada masa Raja Jayabaya. Berakhirnya kerajaan kediri pada tahun 1222 Raja Kertajaya diserang oleh Ken Arok dari Tumapel dalam peristiwa Ganter.
Pada waktu terjadi pembagian kerajaan Airlangga, Samarawijaya sebagai raja Panjalu dan Panji Garasakan sebagai raja Jenggala. Terjadi perang saudara di antara keduanya. Raja Kediri yang pertama Bamecwara yang memerintah dari tahun 1117 – 1130 kemudian diganti oleh Jayabaya 1135 – 1157. Raja yang terkenal dengan ramalannya – Jangka Jayabaya. Kediri mencapai puncak kejayaan pada masa Raja Jayabaya. Berakhirnya kerajaan kediri pada tahun 1222 Raja Kertajaya diserang oleh Ken Arok dari Tumapel dalam peristiwa Ganter.
1 Comments
bermanfaat sekali, silahkan juga kunjungi
ReplyDelete1. KERAJAAN KEDIRI (Letak Geografis, Sumber Sejarah, Kehidupan Politik, dan Keadaan Masyarakat)
2. Kumpulan tugas dan materi pelajaran