Seleksi
Karyawan
Anda sedang menseleksi calon karyawan
baru?? Ada segudang pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengetahui cara
berfikir dan wawasan mereka. Salah satu contoh pertanyaan yang dapat
diajukan. Untuk test bagi calon karyawan sebagai berikut.
Seorang manager HRD sedang menyaring pelamar
untuk satu lowongan dikantornya. Setelah membaca seluruh berkas lamaran yang
masuk, dia menemukan 4 orang calon yang cocok. Dia memutuskan memanggil ke-4
orang itu dan menanyakan 1 pertanyaan saja. Jawaban mereka akan menjadi
penentu apakah akan diterima atau tidak. Harinya tiba dan ke-4 orang itu sudah
duduk rapi di ruangan interview.
Si Manager lalu mengajukan 1 pertanyaan
: “setahu Anda, apa yang bergerak paling cepat?”
Kandidat I menjawab, “PIKIRAN”. Dia muncul
begitu saja di dalam kepala, tanpa peringatan, tanpa ancang-ancang. Tiba-tiba
saja dia sudah ada. Pikiran adalah yang bergerak paling cepat yang saya tahu”.
“Jawaban yang sangat bagus”, sahut si
Manager. “Kalau menurut Anda?”,
tanyanya ke kandidat II.
“Hm….KEJAPAN MATA! Datangnya tidak bisa
diperkirakan, dan tanpa kita sadari mata kita sudah berkejap. Kejapan mata
adalah yang bergerak paling cepat kalau menurut saya”. ”Bagus sekali! Dan
memang ada ungkapan ’sekejap mata’ untuk menggambarkan betapa cepatnya sesuatu
terjadi”.
Si manager berpaling ke kandidat III, yang
kelihatan berpikir keras.
“NYALA LAMPU adalah yang tercepat yang saya
ketahui”, jawabnya, “Saya sering menyalakan saklar di dalam rumah dan lampu
yang di taman depan langsung saat itu juga menyala” Si manager terkesan dengan
jawaban.
Kandidat III. “Memang sulit mengalahkan
kecepatan cahaya”, pujinya.
Dilirik oleh sang manager, kandidat IV
menjawab, “Sudah jelas bahwa yang paling cepat itu adalah DIARE”
“APA???!!!”, seru sang manager yang
terkaget-kaget dengan jawaban yang tak terduga itu.
“Oh saya bisa menjelaskannya” , kata si
kandidat. “Dua hari lalu kan perut saya mendadak mules sekali.
Cepat-cepat saya berlari ke toilet. Tapi
sebelum saya sempat BERPIKIR, MENGEJAPKAN MATA atau MENYALAKAN LAMPU, saya
sudah berak di celana”
Tentu saja kandidat terakhir yang diterima….
Mas Tommy , Mbak Tutut , Pak Harto, dan penjaga
tol
Pada suatu hari Tutut, anaknya Soeharto,
lewat di jalan tol di Jakarta.:
Penjaga Tol: "3000 rupiah".
Mbak Tutut yang emangnya ngak punya uang seribuan mengeluarkan uang 50 ribu rupiah langsung saja menyodorkan tuch uang.
Penjaga Tol: "Ini Bu, kembaliannya."
Mbak Tutut: "Sudah...simpan saja buat keluarga anda."
Penjaga tol merasa senang karena menerima 47 ribu rupiah dan langsung berterima kasih kepada Mbak Tutut.
Setelah beberapa jam Tommy dateng melewati jalan tol tersebut. Karena mereka tuch anaknya Soeharto, ngak punya uang receh, Tommy mengeluarkan uang 20 ribuan.
Penjaga Tol: "Ini Pak, kembaliannya 17 ribu."
Mas Tommy: "Sudahlah, simpan aja buat sekolah anak anda."
Penjaga langsung memasukan kembalian itu ke kantongnya dan berterima kasih banyak ke Tommy.
Setelah beberapa jam Pak Soeharto dengan mobilnya lewat jalan tol. Pak Harto mengeluarkan uang 5000 rupiah dan disodorkan ke penjaga tol.
Bapak Soeharto menunggu uang kembaliannya itu dan setelah menunggu 5 menit, ditanyanya kepada penjaga tol.
Bapak
Soeharto: "Lho, mana uang kembalian saya ?"
Penjaga Tol: "Ah Bapak, masa uang 2000 rupiah aja dibalikin. Tadi Mbak Tutut dan Mas Tommy lewat kembaliannya 47 ribu dan 17 ribu aja diberikan ke saya, masa Bapak yang 2000 aja minta kembalian?? "
Soeharto: "Tunggu dulu mas !! Anda tau sapa Tutut dan Tommy??"
Penjaga Tol dengan cekatan menjawab: "Yach tahu Pak! Pertanyaan gampang tho, jelas Mbak Tutut dan Mas Tommy tuh Anaknya Presiden."
Bapak Soeharto: "Pinter kamu, tahu mereka anak Presiden. Nah sedangkan saya kan cuma Anak Petani !! Sekarang, mana kembalian saya??"
Penjaga Tol : !@$@!$!%!^$@^
Penjaga Tol: "3000 rupiah".
Mbak Tutut yang emangnya ngak punya uang seribuan mengeluarkan uang 50 ribu rupiah langsung saja menyodorkan tuch uang.
Penjaga Tol: "Ini Bu, kembaliannya."
Mbak Tutut: "Sudah...simpan saja buat keluarga anda."
Penjaga tol merasa senang karena menerima 47 ribu rupiah dan langsung berterima kasih kepada Mbak Tutut.
Setelah beberapa jam Tommy dateng melewati jalan tol tersebut. Karena mereka tuch anaknya Soeharto, ngak punya uang receh, Tommy mengeluarkan uang 20 ribuan.
Penjaga Tol: "Ini Pak, kembaliannya 17 ribu."
Mas Tommy: "Sudahlah, simpan aja buat sekolah anak anda."
Penjaga langsung memasukan kembalian itu ke kantongnya dan berterima kasih banyak ke Tommy.
Setelah beberapa jam Pak Soeharto dengan mobilnya lewat jalan tol. Pak Harto mengeluarkan uang 5000 rupiah dan disodorkan ke penjaga tol.
Bapak Soeharto menunggu uang kembaliannya itu dan setelah menunggu 5 menit, ditanyanya kepada penjaga tol.
Bapak
Soeharto: "Lho, mana uang kembalian saya ?"
Penjaga Tol: "Ah Bapak, masa uang 2000 rupiah aja dibalikin. Tadi Mbak Tutut dan Mas Tommy lewat kembaliannya 47 ribu dan 17 ribu aja diberikan ke saya, masa Bapak yang 2000 aja minta kembalian?? "
Soeharto: "Tunggu dulu mas !! Anda tau sapa Tutut dan Tommy??"
Penjaga Tol dengan cekatan menjawab: "Yach tahu Pak! Pertanyaan gampang tho, jelas Mbak Tutut dan Mas Tommy tuh Anaknya Presiden."
Bapak Soeharto: "Pinter kamu, tahu mereka anak Presiden. Nah sedangkan saya kan cuma Anak Petani !! Sekarang, mana kembalian saya??"
Penjaga Tol : !@$@!$!%!^$@^
0 Comments