Kali ini saya akan berbagi salah satu karya tulis feature saya, yang saya buat sebagai tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Penulisan Feature. Jadi langsung saja scroll ke bawah ini yaa...
Sanggar Olah Seni :
Berkat Tangan Lima Seniman Maestro Bandung
Oleh : Didit Febriari
Tak
ada bangunan yang menjulang tinggi ataupun rumah yang selalu identik dengan
sanggar seni. Tak ada pula pintu gerbang yang menandai tempat tersebut. Hanya berdiri
tiga bangunan tua yang mengelilingi lahan kosong ditengahnya. Serta suasana
sejuk nan indah di tengah –tengah alam terbuka Hutan Kota Babakan Siliwangi,
terdapat suatu sanggar seni yang kebanyakan orang ketahui yaitu Sanggar Olah
seni.
Sanggar
Olah Seni berdiri sejak 11 Desember 1982, 36 tahun berdiri untuk mewadahi
seniman–seniman beserta karya –karyanya di Kota Bandung khususnya di Jawa
Barat. karya yang dibuat bukan hanya dalam bidang seni rupa melainkan seni-seni
lainnya pun seperti seni musik, seni tari, ada di sanggar ini. Sanggar ini
merupakan pemberian dari Kementerian Pariwisata, Pos, dan Telekomonukasi
(Menparpostel) dan diresmikan oleh Joop Ave untuk mewadahi karya-karya seniman
di Kota Bandung ini . Didirikan oleh lima seniman ternama di Kota Bandung yaitu
Ahmad Sadali, Popo Iskandar, Thony Joesoef, Barli, dan A.D. Pyrous. Dan saat
diresmikan Thony Joesoef yang di percaya sebagai ketua sanggar yang pertama.
Ahmad
Sadali lahir di Garut, Jawa Barat tepatnya pada 24 Juli 1924, dan wafat pada tahun
1987. Ia terkenal dengan lukisannya yang bergaya absrak. Pencapaian yang ia
dapatkan setelah ia menyelesaikan studinya di Institut Teknologi Bandung.ia
juga diangkat menjadi dosen di ITB. Pada tahun 1956, ia mendapat beasiswa untuk
belajar seni rupa di Amerika Serikat, di Departements of Fine Arts, University
of Iowa, dan New York Art Student League. Dan selama menempuh pendidikan
akademiknya, ia telah mendapat gelar profesor. Selain itu Ia juga sudah pernah melakukan
pameran di berbagai negara, salah satunya pada tahun 1964 ia melakukan pameran
di Arte Contemporance Indonesia, Rio
de Jeinero. Selain itu ia juga merupakan pendiri Mesjid Salman ITB, serta
pernah juga menjadi ketua umum Pembinaan Mesjid Salman ITB.
Seniman
lainnya yang juga pendiri Sanggar Olah Seni ialah Popo Iskandar. Ia lahir di
Garut, Jawa Barat pada 17 Desember 1927, dan wafat pada tahun 2000. Ia
sangatlah menyukai terhadap seni melukis, ini karena ia sangat mengagumi
kakaknya yang juga seniman dan juga merupakan seorang guru gambar di Hollandsch-Inlandsche
School. Setelah ia berhasil mendapatkan gelar sarjana muda matematikanya, ia
kemudian memulai pendidikan melukisnya dan ia pun masuk seni rupa Institut
Teknologi Bandung (ITB). Selain itu ia juga pernah menjadi seoranng pengajar di
Institur Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung yang kini sudah berganti
nama menjadi Universitas Pendidikan Indonesia. Ciri khas yang ia miliki adalah
ia gemar melukis kucing hingga mendapatkan julukan “pelukis kucing”. karya
lukisan yang paling terkenal dari seniman Popo Iskandar ialah Cat dan Rooster.
Berdirinya
Sanggar Olah Seni ini pun tak luput dari seorang seniman asal Tasikmalaya ini,
yaitu Rd. Thony Joesoef. Ia lahir di Tasikmalaya pada 15 September 1933 dan
wafat pada tahun 2001. Dari dulu ia sangat menyukai dalam bidang seni melukis
ini, serta ia juga memiliki bakat dalam melukis sejak masih kecil. Karakter
lukisan Thony Joesoef ini lebih sering melukis tumbuh-tumbuhan, karena ia memang
lebih tertarik dan terinspirasi dengan tema alamnya. Ia pun pernah melakukan
pameran lukisannya baik nasional maupun internasional, salah satunya ia pernah
mengikuti pameran lukisan di Johor dan Selangor pada tahun 1954. Sebelum ia
mendirikan Sanggar Olah Seni bersama keempat seniman Bandung yang telah
disebutkan pada tahun 1982, ia juga pernah mendirikan Sanggar Linggar Sari yang
terletak di daerah Dago pada tahun 1964.
Selanjutnya
Barli, bernama lengkap Barli Sasmitawinata lahir di Bandung 18 Maret 1921 dan
wafat pada tahun 2007. Ia memulai hidupnya sebagai pelukis pada tahun 1935, ia
mulai belajar melukis di studio milik Jos Pluimentz, pelukis asal Belgia yang
tinggal di Bandung. Hingga pada tahun 1950 ia melanjutkan pendidikan melukisnya
di Prancis dan Belanda, terlihat dari karya-karyanya yang menunjukkan teknik
menggambar anatomi tubuh secara rinci. Setelah menempuh pendidikannya di luar
negri, pada tahun 1958 ia mendirikan Sanggar Rangga Gempol yang terletak di
kawasan Dago, Bandung. Ia pun pernah menjadi pengajar seni lukis di Institut
Teknologi Bandung (ITB), dan juga seorang perintis jurusan seni rupa Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung.
A.D.
Pyrous juga merupakan salah satu seniman pendiri Sanggar Olah Seni ini, dan ia
merupakan satu-satunya seniman yang masih hidup yang mendirikan Sanggar Olah
Seni ini. Lahir di Meulaboh, Aceh pada 11 Maret 1932. Ia merupakan lulusan seni
rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) serta padan tahun 1969 ia melanjutkan
studi tentang printmaking dan desain
grafis di Rochester Institute of Technology di New York, dan sekembalinya dari
luar negri, ia merintis pendidikan desain grafis di Seni Rupa ITB, dan
mendirikan studio seni dan desain bernama Decenta pada tahun 1973. Sebagai
pelukis, karya-karyanya sudah berkali-kali dipamerkan dalam pameran nasional
maupun internasional. Gaya melukisnya ini sangatlah dikenali oleh
seniman-seniman lain terlihat dari tekstur dan warna-warna dibuat sangat
terelaborasa.
Sanggar
Olah Seni Babakan Siliwangi, tempat para seniman berkarya dan mengekspresikan
diri. Orang-orang hebat dan terpilih dilahirkan di sini dengan karya-karyanya
yang mendunia.
Sekian yang dapat saya bagikan kepada kalian semua, terima kasih sudah mau memnaca semoga bermanfaat dan tunggu postingan-postingan selanjutnya see you...
0 Comments